Selasa, 28 Oktober 2008

Ummu Sulaim

Ada 2 nama yang akhir-akhir ini sering disebut-sebut. Mereka adalah Ummu Sulaim dan Bunda Zainab Al Ghazali. Siapakah sebenarnya mereka?
Kali ini kita cerita ttg Ummu Sulaim dulu. Kisah ttg Bunda Zainab lain kali aja ya… kalo mau baca di buku Perjuangan Wanita Ikhwanul Muslimin.(Sangat Heroik…)
Rasulullah saw. bersabda: "Aku masuk ke dalam surga, lalu aku mendengar suara langkah orang berjalan. Aku bertanya: ‘Siapa itu?’ Mereka (para malaikat) menjawab: ‘Dia adalah al-Ghumaisha (wanita yang mudah menangis) putri Milhan."’ (HR Muslim)
Jabir bin Abdullah mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Diperlihatkan kepadaku surga, lalu aku melihat istrinya Abu Thalhah." (HR Muslim)
Yang paling istimewa dari Ummu Sulaim ini adalah pernikahannya dengan Abu Thalhah.
Dalam perkawinannya dengan Abu Thalhah terdapat kisah yang menunjukkan kekuatan iman dan harga dirinya. Dari Tsabit al-Banani, dari Anas, dia berkata: "Abu Thalhah meminang/melamar Ummu Sulaim. Ummu Sulaim berkata: ‘Demi Allah, orang seperti kamu ini, wahai Abu Thalhah, tidak mungkin ditolak. Cuma sayangnya kamu masih kafir, sementara aku adalah wanita muslimah. Tidak halal bagiku kawin denganmu. Tetapi jika kamu mau masuk Islam, maka itulah maskawinku, dan aku tidak akan meminta yang lain lagi kepadamu (padahal Abu Thalhah adalah orang Anshar yang paling kaya karena kebun kurmanya di Madinah).Akhirnya dia masuk Islam dan itulah yang dia jadikan mahar untuk mengawini Ummu Sulaim." Tsabit al-Banani berkata: "Aku belum pernah melihat seorang wanita sama sekali yang lebih mulia maskawinnya dibandingkan dengan maskawin Ummu Sulaim." (HR an-Nasa’i)
Simak, kira-kira ketika Abu Thalhah masuk Islam, bukankah Ummu Sulaim pasti “lebih faham” tentang dien? mungkin dalam konteks sekarang Abu Thalhah saat adalah seorang Mu’allaf. Dibimbingnya suaminya dengan keteguhan yang ia miliki. Dengan kehendak Allah, jadilah Abu Thalhah satu dari 10 orang yang dijamin masuk sorga, menjadi saudagar yang dermawan.
Anas r.a. berkata: "Ketika terjadi Perang Uhud, banyak pasukan Islam yang lari meninggalkan Nabi saw. Tetapi, Abu Thalhah tetap bersama Nabi saw. dan dia melindungi nabi saw. dengan sebuah tameng miliknya. Abu Thalhah terkenal sebagai seseorang yang mahir dalam urusan memanah dan juga sangat pemberani. Pada waktu itu Abu Thalhah membawa dua atau tiga busur sekaligus. Namun sayang dia kehabisan anak panah. Beruntung pada saat itu ada yang memberinya anak-anak panah. Sementara itu Nabi saw. menengok ke luar untuk melihat keadaan pasukannya yang porak poranda. Lalu Abu Thalhah berkata: ‘Wahai Nabiyullah, demi bapak dan ibuku, jangan engkau lakukan itu. Saya tidak ingin engkau menjadi sasaran anak panah musuh, biar leher saya saja yang terkena, asal jangan leher engkau …’ Pedang sempat jatuh dari kedua tangan Abu Thalhah dua atau tiga kali." (HR Bukhari dan Muslim)
Anas bin Malik berkata: "Abu Thalhah adalah seorang sahabat Anshar yang paling banyak hartanya di Madinah berupa pohon kurma. Hartanya yang paling dia senangi adalah taman Bairuha’ yang letaknya menghadap ke masjid. Rasulullah saw. biasa memasuki taman itu dan meminum airnya yang bagus." Anas berkata: bahwa ketika turun firman Allah yang berbunyi: "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai," Abu Thalhah berusaha menemui Rasulullah saw. dan berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah telah berfirman: ‘Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai.’ Harta yang paling aku cintai adalah taman Bairuha’ dan aku ingin menyedekahkannya untuk Allah dengan harapan aku bisa memperoleh kebajikan-Nya dan menjadi simpanan di sisi Allah. Lakukanlah sesuatu, wahai Rasulullah, terhadap taman itu sesuai dengan yang diridhai Allah." Rasulullah saw. berkata: "Wah, harta itu banyak mengalirkan pahala kepada pemiliknya atau banyak menghasilkan untung." (Abdullah ragu): "Dan aku telah mendengar dan paham apa yang baru kamu katakan. Menurutku, sebaiknya kamu berikan saja kepada anggota keluargamu yang terdekat." Abu Thalhah berkata: "Akan aku laksanakan, wahai Rasulullah." Lalu Abu Thalhah membagi-bagikan harta yang paling dicintainya itu kepada kaum kerabatnya yang terdekat, dan juga kepada keponakan-keponakannya." (HR Bukhari dan Muslim)
Bagaimana hal itu dapat dilakukan kecuali oleh istri-istri yang teguh, cerdas,tidak materialis, dan penuh kesabaran? jadi, bukankah baik untuk belajar bahwa setiap perempuan muslim harus siap menjadi ummu sulaim-ummu sulaim yang menjadi pendukung kebaikan dunia-akhirat keluarganya? Ah, Ummu sulaim….
Seandainya aku bisa seperti Ummu Sulaim…
Ya Allah, pertemukan kami di surga Mu kelak…

1 komentar:

pandu_sulsel mengatakan...

Allahu Akbar, di tengah banyaknya kaum hawa yang terbius oleh suasana rusaknya kehidupan dunia wanita. masih ada barisan wanita yang dengan penuh semangat membela dan menguatkan barisan dakwah.... ALLAHU AKBAR....!!!!!!